Sabtu, 24 Februari 2018

Pekerjaan yang Paling Dicari di Asia

Pekerjaan yang Paling Dicari di Asia

Perusahaan-perusahaan di Asia dilaporkan susah payah mencari kandidat dalam beberapa bidang pekerjaan. Ini adalah hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan rekrutmen global Hays.

Untuk mencari kandidat-kandidat potensial tersebut, perusahaan pun tidak segan untuk melempar jaring seluas-luasnya dan sejauh-jauhnya. 

Dalam riset tersebut, Hays melakukan survei terhadap 3.000 perusahaan yang mencakup 15 industri. Riset bertajuk Hays' 2018 Asia Salary Guide tersebut menemukan bahwa 37 persen atau lebih dari sepertiga perusahaan di Asia berpikir mereka kekurangan talenta yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bisnis saat ini dan di tahun mendatang.

Dari riset tersebut pun terungkap 6 pekerjaan yang paling dicari di Asia. Secara berurutan, jenis pekerjaan tersebut antara lain di bidang akuntansi dan keuangan, teknik, teknologi informasi (TI), pemasaran dan digital, operasional, serta penjualan.

Perusahaan-perusahaan mencari talenta baru di bidang-bidang tersebut. Mereka pun mencari kandidat tidak hanya di dalam negeri, namun juga hingga ke luar negeri.

60 persen perusahaan yang disurvei di China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Singapura mengaku mereka pun akan mempertimbangkan merekrut atau mensponsori kandidat dari luar negeri yang memenuhi kualifikasi.

Laporan tersebut pun menemukan bahwa bidang pekerjaan yang paling sulit direkrut adalah di bidang sales atau penjualan.

Perusahaan yang merekrut dalam tiga jenjang pengalaman mengaku kesulitan dalam mengisi posisi pekerjaan di bidang penjualan.

Beberapa bidang pekerjaan lain yang dianggap sulit dalam menemukan kandidat yang tepat antara lain perbankan, distribusi, riset dan pengembangan, hukum, serta rantai pasok (supply chain). 

Namun demikian, meskipun ada kekurangan kandidat yang memiliki keterampilan khusus semacam itu, 66 persen perusahaan mengaku yakin atau sangat yakin bahwa mereka akan dapat menemukan kandidat yang tepat dalam waktu 12 bulan ke depan. 

Namun, 34 persen perusahaan masih ragu, mengaku mereka tidak terlalu atau sama sekali tidak yakin.

0 komentar:

Posting Komentar